BHR Ketapang Gelar Pelatihan Penggunaan Alat Hisab Rukyat
Badan Hisab Rukyat (BHR)
Kabupaten Ketapang mengadakan Pelatihan Penggunaan Alat Hisab Rukyat. Acara
kegiatan dilaksanakan selama dua hari, mulai dari tanggal 29 s.d 30 Januari
2017 dipusatkan di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ketapang.
Acara dibuka Kasubag TU Kantor
Kemenag Ketapang Drs. Nasbun, M.Pd.I. dengan menghadirkan ahli falak dan astronomi
dari Bandung H. Hendro Setyanto, M.Si. Acara pelatihan yang diikuti seluruh
pengurus BHR Ketapang sebanyak 14 orang terdiri dari perwakilan kemenag, pemda,
PA Ketapang, BMKG, MUI, NU dan Muhammadiyah.
Dalam arahannya Nasbun berharap
dengan tersedianya alat hisab rukyat ini bisa membantu tugas-tugas BHR dalam
mengadakan rukyatul hilal nantinya, terutama dalam penyediaan kelengkapan
alat-alat sebagai tuntutan dengan semakin majunya teknologi.
“Oleh karena itu saya meminta kepada
seluruh pengurus BHR agar kegiatan ini bisa diikuti semaksiamal mungkin,
apalagi yang membimbing ini langsung ditangani ahlinya Bapak Hendro yang
berkenan hadir di Ketapang. Tentu harapannya mudah-mudahan bisa bermanfaat dan
seluruh pengurus bisa menguasai penggunaan alat ini”. Kata Nasbun.
Sementara Sekretaris BHR Ketapang
H.M. Syafi’ie, S.Ag. mengatakan, pada tahun yang lalu pengurus BHR telah
membicarakan bagaimana BHR Ketapang bisa mempunyai alat teleskop dan
kelengkapan lainnya, sehingga menunjang kegiatan BHR, ternyata keinginan itu
saat ini telah terwujud dan menjadi kenyataan.
“Memprihatinkan sekali, selama
ini kita rukyat hilal hanya menggunakan alat manual berupa gawang lokasi yaitu
alat peninggalan dari PA Ketapang. Oleh karena itu kami mengucapkan terima
kasih kepada Pemda Ketapang yang telah membantu pengadaan alat hisab rukyat
ini”. Ujar Syafi’ie yang saat ini menjabat Kepala KUA Delta Pawan.
Ditambahkan Syafi’ie, alat yang
telah dibeli berupa Theodholit Topcon 209 plus solar filter, IEQ45 pro,
Teleskop Refractor APO 127 Eyepiece ES 14 mm for82 berserta solar filterfor ED
127. Kemudian alat pendukung lainnya berupa GPS, kalkulator, kompas Sunto
Kb-14, dudukan Sunto dan Mizwala Qibla Finder.
Kegiatan praktek tidak hanya
dilokasi pelatihan, tetapi pada hari kedua sore seluruh peserta dibawa ke
lokasi pantai Sei Kinjil untuk mengamati hilal. “Kita mempraktikan pemasangan
alat skaligus pemantauan matahari dan hilal disaat akan terbenam. Sebelumnya
juga kita mempraktekkan cara pengukuran arah kiblat menggunakan alat mizwala
dan tedholite”. Ujar Syafi’ie.
Kedepan menurut Syafi’ie, alat
ini tidak hanya kita gunakan pada awal penentuan Ramadhan, Idul Fitri maupun
Dzulhijjah, namun tetap kita coba untuk mengadakan latihan pada awal bulan yang
lain. Hal ini penting dalam rangka untuk menyegarkan ingatan pengurus agar
tidak lupa dengan ilmu yang diperoleh dari pelatihan ini.
Sementara untuk lokasi tidak
fokus pada satu titik saja, bisa saja berpindah-pindah lokasi, karena di
Ketapang di daerah pesisir pantai. “Bahkan menurut Pak Hendro berdasarkan
pengamatan beliau ketika meninjau ke Masjid Agung Al-Ikhlas yang baru, di dak
bangunan masjid itu bisa untuk dijadikan pemantau hilal, sekaligus dijadikan
wisata astronomi.” Pungkas Sekretaris PCNU Ketapang.