Melestarikan Nilai-Nilai Ramadhan
Kebahagiaan pada hari Raya Idul
Fitri bukanlah diukur dari aspek lahiriyah semata seperti rumah yang bagus dan
megah, pakaian yang baru dan indah, makanan yang enak dan lezat, dan lain
sebagainya, melainkan kebahagiaan yang semestinya diperoleh adalah derajat yang
muttaqin disisi Allah swt. Demikian dikatakan H. M. Syafi’ie, S.Ag. pada khatib
Idul Fitri di Masjid Baiturrahmah Kalinilam, Kec. Delta Pawan.
“Kebahagiaan akan diperoleh bagi
mereka yang melaksanakan ibadah puasa dan amal shaleh lainnya. Dan tidak ada
orang yang paling berbahagia kecuali mereka memperoleh rahmat, ampunan dan
pembebasan dari api neraka”. Kata Kepala KUA Kec. Delta Pawan.
Ditambahkan Syafi’ie, bahwa ibadah
puasa yang dilaksanakan sebulan penuh banyak memberikan pendidikan dan
pelajaran dalam membentuk pribadi yang muttaqin. Beberapa pelajaran yang perlu
dipertahankan dan dilestarikan pada bulan lainnya antara lain tidak gampang
berbuat dosa, kemudian bersikap hati-hati dalam bertindak dan berprilaku.
Selanjutnya Ramadhan juga
mendidik kita untuk bersikap jujur. Ketika kita berpuasa hanya kita yang bisa
mengetahui, karena sekalipun kita makan dan minum tentu tidak ada orang lain
yang akan mengetahui perbuatan kita kecuali Allah. Dan tentu semua itu tidak
akan pernah kita lakukan ketika kita melaksanakan puasa, inilah kejujuran yang
sesungguhnya.
“Kemudian nilai Ramadhan yang
harus kita lestarikan adalah pengendalian diri. Bagaimana ketika kita berpuasa
betul-betul bersikap hati-hati dari berbagai hal yang akan merusak nilai-nilai
ibadah puasa kita. Oleh karena itu keberhasilan ibdah Ramadhan tidak cukup dari
amal shaleh yang kita laksanakan melainkan adanya peningkatan taqwa pada
bulan berikutnya”. Kata Syafi’ie.
(KUA.DP).