NU Ketapang Adakan Konfercab XI
Berakhirnya masa kepengurusan
Nahdlatul Ulama Kabupaten Ketapang Masa Khidmat 2009-2014, Pengurus Cabang
Nadhaltul Ulama (PCNU) Kabupaten Ketapang mengadakan Konferensi Cabang
(Konfercab) ke-11. Acara Konfercab dilaksanakan pada hari Minggu (20/4) di
gedung kesekretariat PCNU Kabupaten Ketapang yang beralamat di Jl. R. Suprapto
Ketapang.
Pada acara pembukaan Konfercab
ke-11, hadir unsur Pemda Ketapang, Kepala Kantor Kemenag Ketapang, Ketua PWNU
Kalimantan Barat, Pimpinan Ormas dan OKP Ketapang, para undangan, serta seluruh
peserta dan peninjau Majelis Wakil Cabang (MWC) se-Kabupaten Ketapang.
Menurut Ketua Panitia Nuryanto,
S.Pd.I, Konfercab ke-11 ini dilaksanakan dalam rangka menjalankan amanat
organisasi sebagaimana yang tertuang dalam Anggaran Dasar / Anggaran Rumah
Tangga Nahlatul Ulama, yaitu sehubungan dengan berakhirnya kepengurusan NU Ketapang
masa khidmat 2009-2014.
“Diadakannya konfercab ini
bertujuan untuk mendengar dan menilai Laporan Pertanggung Jawaban PCNU Masa Khidmat
2009-2014; menyusun program lima tahun ke depan dan memilih kepengurusan baru
PCNU Masa Khidmat 2014-2019”. Jelas Nuryanto.
Sementara Rois Suriyah PCNU
Kabupaten Ketapang dalam sambutannya mengajak untuk tetap melanjutkan
perjuangan sesepuh NU terdahulu, seiring dengan lajunya perkembangan global
seraya melunturkan kultur budaya bangsa yang selama ini diamalkan oleh sesepuh
kita terdahulu. Doktrin-doktrin tasauf mendapat tantangan serius dengan
munculnya berbagai aliran-aliran sesat, pendidikan dalam Islam menyerukan
semangat ta’dzim dan patuh kepada guru hilang begitu saja dengan berkembangnya
faham demokrasi. Budaya malu kian menipis, seiring dengan menipisnya iman.
Sementara Ketua PWNU Kalimantan
Barat yang diwakili DR. Ismail Ruslan mengatakan dalam konteks perkembangan NU
saat ini, berdasarkan hasil kajian yang dikeluarkan oleh PBNU dan PWNU Kalbar
bahwa tidak lama lagi NU sudah memasuki tahun 2026 yakni lahirnya NU satu abad.
Ada kegelisahan seluruh pengurus NU disemua propinsi bahkan NU di luiar negeri,
jika NU pada hari tidak serius diurus maka bisa jadi pada tahun 2026 sudah
tidak ada lagi. Beliau mencontohkan Masyumi dulu ada sekarang sudah tidak ada
lagi.
Menurut Ismail Ruslan ada tiga
persolalan yang serius dihadapi NU saat ini yakni persoalan kelembagaan,
persoalan keumatan dan persoalan kebangsaan. Dalam hal Persoalan kelembagaan
dengan lemahnya pengaderan NU sehingga persoalan ini menjadi perhatian serius
PBNU yang saat sedang menggerakan kaderisasi yang dipimpin oleh DR. KH. Sa’id
Ali wakil ketua umum tanfidziyah. Demikian pula NU Kalbar juga sudah dua kali
melaksanakan pengkaderan. (KUA-DP)